Impian adalah modal utama untuk setiap orang untuk sukses. Kelihatanya sepele, hanya bercita-cita, tidak perlu biaya, yang dibutuhkan hanyalah keberanian. Yach… berani, berani memilki impian!
“Saya ingin jadi bupati.”
“Saya ingin jadi gubernur.”
“Saya ingin jadi pengusaha.”
“Saya ingin jadi dokter.”
Ini hanya beberapa contoh impian. Masih banyak pilihan lain yang tidak saya sebutkan. Impian akan membawa optimis kepada pemiliknya, dan mendorong untuk berusaha mencapainya. Bisa diibaratkan impian adalah mesin penggerak. Impian juga merupakan sikap positif seseorang, yang memberi dorongan untuk berusaha meraihnya.
“InsyaaAllah saya bisa.”
“Insyaaallah saya sanggup.”
“InsyaaAllah saya akan berusaha.”
Kata-kata seperti ini menunjukan kesungguhan seseorang untuk memenuhi impianya. Kata-kata positif seperti ini yang masih jarang dimiliki oleh sebagian orang. Mereka merasa lemah, tidak pantas memiliki impian yang tinggi. Sejarah telah mencatat, berapa banyak orang hebat yang berasal dari orang rendahan. Banyak orang sukses yang awalnya dari keluarga miskin. Mereka yang sukses tersebut karena berani memiliki impian.
Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, kadang perjalanan hidup seseorang grafiknya datar – datar saja. Tidak ada perubahan yang signifikan. Di antara sebabnya, ia tidak berani memiliki impian. Modal pertama yang harus dimiliki untuk meraih sukses berawal dari impian.
Pernah suatu ketika saya sedang berada di halaqoh anak-anak muda, rata-rata umur mereka antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Saya mengajukan pertanyaan pada mereka:
“Kapan anda akan menikah?
“Santai saja pak, kalau sudah jodoh, nanti akan ketemu juga.” Jawab pemuda yang duduk paling depan sendiri.
“Kalau saya sih, santai-santai saja, nunggu kalau nanti sudah mendapat pekerjaan.” Jawab pemuda di samping kirinya.
“Boro-boro untuk nikah pak, untuk hidup sendiri saja masih kurang, apalagi untuk menghidupi anak orang. He…he……” Jawab pemuda yang berada di belakangnya sambil ketawa.
Jika yang dipikirkan cenderung pada kekurangan yang ada pada diri sendiri, percayalah tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika yang diungkapkan tidak menunjukan kesiapan mental, keinginginan yang jauh kedepan, percayalah hal itu hanya akan meghambat untuk kesuksesan.
Saya telah bergaul dengan para pemuda puluhan tahun. Ketika ada pemuda yang saya tanya, menjawab dengan menyampaikan kekuranganya, tidak berani mengambil target waktu, maka pemuda tersebut sama saja kondisinya. Setelah dua belas tahun kami bertemu kembali, ternyata ia belum menikah juga. Padahal umur sudah hampir kepala empat.
Pada intinya jika yang dipikirkan cenderung pada kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Lebih pede menampakan kekurangan dan ketidak beranianya, maka kegagalan yang akan diperolehnya. Seharusnya mereka menjawab: “InsyaaAllah lima bulan lagi pak, minta doanya.” Atau “InsyaaAllah setahun lagi pak, saya akan berusaha sungguh-sungguh.”
Jawaban-jawaban seperti inilah yang seharusnya ia kemukakan. Dengan mengatakan waktu yang akan dicapainya, sehingga timbul optimisme dalam dirinya.
Ia akan termotivasi dengan apa yang telah diucapkan. Bahkan ucapanya itulah yang mendorongnya untuk berusaha keras mencari jalan keluarnya.
Impian bagaikan barometer untuk orang hidup. Impian merupakan standar yang harus dicapai. Orang yang tidak memiliki impian, hidupnya tidak terarah pada tujuan yang jelas. Seperti seorang yang bepergian, tetapi tidak memiliki tujuan yang jelas. Perjalananya akan melelahkan, menguras tenaga, pikiran dan biaya akan terbuang sia-sia tanpa hasil. Keberhasilan seseorang bukan karena kemampuan dan potensi yang dimiliki saat ini. Tetapi keberhasilan itu sangat ditentukan seberapa besar impian yang dimilki.
Dengan kata lain bahwa kemampuan dan potensi yang anda miliki saat ini tidak akan menentukan masa depan. Yang menentukan masa depan adalah seberapa besar impian yang anda miliki saat ini. Impian bukanlah sebuah barang yang diperjual belikan. Sampai saat ini belum pernah ada orang yang mempatenkan impian.
Setiap orang bebas untuk memiliki impian sebanyak-banyaknya dan setinggi- tingginya. Kita tidak harus mengeluarkan uang sepeserpun untuk memiliki impian. Sungguh amat rugi orang yang tidak berani memiliki impian.
Sekedar memiliki impian, kenapa musti tidak berani? Ketika anda memilki impian, anda tidak perlu memikirkan bagaimana cara dan jalan yang akan ditempuh, untuk mewujudkanya. Kewajiban anda hanyalah memiliki impian. Anda tidak akan dibebani memikirkan cara untuk mewujudkanya. Impian yang anda miliki itulah yang akan menuntun anda untuk mewujudkanya. Semua anggota badan kita akan terbawa oleh satu komando yang namanya hati.
Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, yang namanya hati. Hati ibaratnya seorang raja dan seluruh anggota badan adalah seluruh rakyat dan bala tentaranya. Ketika seorang raja menitahkan perintahnya kepada seluruh bala tentara dan rakyatnya, maka semuanya akan bergerak memenuhi titah sang raja. Mereka akan berkorban dengan sukarela dengan harta dan jiwanya, demi kejayaan negerinya. Demikian pula ketika hati memiliki impian, maka hati akan memerintahkan seluruh anggota badan. Pikiranya, telinganya, matanya, tanganya, kakinya dan seluruh anggota tanpa terkecuali bergerak bersama-sama untuk meraih sukses. Hati yang demikian inilah hati yang sehat. Maka kita perlu menjaga hati dengan cahaya iman. Iman tidaklah dimiliki, kecuali hanya dengan menambah ilmu dan amal sholeh.
Ketika masih menjadi buruh pabrik saya memiliki impian agar hidup saya bermanfaat untuk orang banyak. Mulailah anganku melayang-layang diatas mega-mega biru, penuh dengan hasrat tinggi. Merencanakan tahun demi tahun apa yang harus saya kerjakan. Ingin membeli sebidang tanah, membangun rumah, memiliki usaha sendiri, mendirikan sekolah. Pikiranku bebas berkelana mengukir imajinasi di alam mimpi.
Berani memiliki impian inilah yang akhirnya menuntunku, berpetualang sesungguhnya di alam nyata. Tahapan demi tahapan impianku mulai terwujud. Tangga demi tangga kaki ini mulai menapak. Kebahagiaan demi kebahagian mulai bisa terasa. Hingga saat ini bisa dilihat Permata Islam sudah belasan tahun berdiri. Berawal dari PAUD hingga jenjang sekolah tingkat dasar. Awalnya hanya menempati ruang tamu, di rumah pribadi, kini telah memiliki tempat belajar sendiri.
Sekolah yang dulunya hanya beberapa lima anak, kini sudah mencapai ratusan. Bahkan sampai menolak murid karena saking banyaknya orangtua yang ingin menyekolahkan putra-putrinya. Bahkan mereka yang menyekolahkan sampai jauh tempat tinggalnya dari sekolah kami. Mereka ada yang jarak rumah dengan sekolah sampai dua puluh tiga kilometer masih mau menyekolahkan di tempat kami.
Sekolah kami sudah sring mendapat kunjungan dari sekolah lain, dari berbagai daerah, sampai dari luar pulau Jawa. Mereka ingin study banding, saling berbagi pengalaman manajemen pengelolaan sekolah. Alhamdulillah sayajuga mulai banyak mendapat undangan mengisi pelatihan di berbagai daerah, dari mereka yang ingin mendirikan sekolah maupun mengembangkan sekolahnya.
Semua hanya berawal dari berani memiliki impian. Inilah kunci sukses pertama kali yang harus dimiliki oleh setiap orang. Tidak menunggu nanti atau besuk, mulai saat ini, anda harus berani memiliki impian. Karena ini modal utama yang harus anda dimiliki.
Buku yang sedang anda baca ini juga berawal dari impian. Dari impian tersebut semua anggota badan kita, dari mata, telinga, kaki, tangan dan anggota tubuh kita yang lain, sedikit demi sedikit dituntun mewujudkan impian yang akan kita capai. Maka berbahagialah jika saat ini anda sudah memiliki impian. Selangkah demi selangkah insyaaAllah impian anda akan segera terwujud.
Jika anda saat ini belum memiliki impian, bersegeralah menyemai benih-benih impian anda. Jika benih tersebut selalu dirawat, dijaga dari hama yang akan merusaknya, niscaya akan tumbuh berkembang dan akan berbuah, sehingga menyenangkan hati pemiliknya.